hy saya datang lagi! :)
pasti pada kangen ya sama saya? :D *abaikan
oke kali ini saya kembali membuat mahakarya*cielah gayanya*yaitu lagi2 sebuah cerpen yang gak bagus2 banget sebenernya :D tapi saya harap sih bagus! :D
langsung aja ya gak usah terlalu banyak kata sambutannya! :D
ini dia cerpen terbaru saya! :*
semoga suka and selamat membaca :)
Sebuah
kasur perawatan melaju cepat dengan membawa sosok perempuan yang terbaring tak
sadarkan diri dengan selang infus ditangan dan masker oksigen dihidung dan
mulutnya.orang2 yang berada disekitarnya panik dan cemas dengan keadaan sosok perempuan
itu.
Ketika
kasur perawatan itu sudah masuk keruangan yang bertuliskan “IGD” dengan dokter
dan beberapa suster Gabriel yang berada di ruang tunggu mondar-mandir sambil
menggigit jarinya.takut terjadi sesuatu pada sosok yang ada di dalam ruangan IGD
itu.ia mengeluarkan ponselnya dari saku celananya lalu menekan2 beberapa tombol
yang menghubungkan dirinya dengan seseorang.sesaat kemudian wajahnya menampakan
raut kekecewaan .
“ah nggak diangkat lagi!” ucap Gabriel kesal
Di sisi lain
Bunyi
alunan music yang keras itu bisa membuat setiap orang yang mendengarnya sakit
telinga dan memutuskan untuk pergi ke dokter THT tapi tidak dengan segombol
orang yang sedang tertawa-tawa mereka sangat menikmati alunan music yang keras
itu.sesekali mereka bersulang sambil tertawa lalu meminum minuman yang ada
digelas mereka masing2.Shilla menatap ponselnya yang berbunyi dari tadi diatas
meja dengan malas.Shilla melihat nama yang ada dilayar ponselnya lalu ia
membanting ponselnya itu ke sofa.ia biarkan ponsel itu berebunyi dan
melanjutkan aktifitasnya kembali.
@Hospital
Makhluk
yang sedari tadi dinanti muncul dari balik pintu ruang IGD.Gabriel langsung
mengahampiri sang dokter.
“gimana dengan keadaan Sivia,Ify?” ucap Gabriel tak sabar
Ify-sang dokter-menarik dan menghembuskan nafasnya berat
“kita tinggal tunggu rencana Tuhan selanjutnya!” ucap Ify
berat
“apa tidak ada tindakan lain selain yang kamu ucapkan
tadi?!”
“aku tidak bisa berbuat apa2 lagi!semua alat yang dikerahkan
tidak bisa membantu Sivia lebih lama lagi!tubuh Sivia sudah meyerah dan tidak
kuat lagi melawan kanker itu!”
Gabriel terduduk sambil menagis sejadi-jadinya.Ify berjongkok
lalu menepuk pelan bahu Gabriel.
“maaf aku tidak bisa membantu banyak!yang bisa kita lakukan
sekarang adalah berdoa untuk Sivia!” ucap Ify
“aku boleh melihat Sivia sekarang?” pinta Gabriel
“boleh silahkan!” ucap Ify sembari tersenyum
Gabriel berdiri lalu menghapus air matanya setelah itu ia
mulai melangkah pelan masuk ke ruang IGD.
@ruangan IGD
Langkah kaki itu perlahan menginjak lantai IGD.Gabriel
menghentikan langkahnya ketika melihat sosok yang paling ia kenal terbaring
lemah tak sadarkan diri dengan berbagai macan alat medis yang terpasang di
tubuh kurusnya.Gabriel menggenggam erat tangan adik tercintanya.perlahan-lahan
mata indah itu terbuka dengan penglihatan yang kabur.Sivia melihat kearah
Gabriel .Gabriel pun tersenyum.
“Sivia udah sadar?” ucap Gabriel mengelus kening Sivia
“kak aku ada dimana?” ucap Sivia lemah
“kamu ada di rumah sakit!tadi kamu pingsan lagi!”
Sivia terdiam sejenak
“kak Shilla mana?”
“kak Shilla lagi ada urusan!”
“aku mau peluk kak Shilla kak!”
Permintaan Sivia itu membuat Gabriel kaget.bagaimana ia bisa
membuat Shilla memeluk Sivia sedangkan dihubungi saja tidak bisa.
“bukannya kakak gak mau nurutin permintaan kamu tapi kak
Shilla tidak bisa dihubungi!” ucap Gabriel
“pokonya aku mau peluk kak Shilla!” rengek Sivia
“peluk kak Gabriel aja ya?!”
“nggak mau kak!maunya kak Shilla!”
Tiba2 sakit dibagian hati Sivia
menyerangnya kembali membuat tubuh itu merasakan sakit yang luar biasa.Gabriel
yang melihat Sivia kesakitan panik dan langsung memanggil Ify.sesaat kemudian
Ify dan beberapa perawat berlari masuk keruangan IGD.Gabriel yang ada di depan
ruangan IGD teringat permintaan Sivia tadi langsung mengeluarkan ponselnya dan menekan beberapa
nomor.tak berapa lama wajahnya menampakan kekesalan.berulangkali Gabriel
lakukan hal yang sama dan berulangkali mimik wajah sama yang diperliatkan
Gabriel.setelah menelpon berkali-kali dan hasilnya tetap sama Gabrielpun
memutuskan untuk mengirimkan pesan saja.
@sebuah rumah
Alunan
musik yang keras itu kini berhenti karena makhluk2 yang sedari tadi
mendengarkan musik itu sudah telalu capek.Shilla yang terduduk lemas di sofa
kesal mendengar ponselnya berbunyi terus.1 pesan masuk ke ponselnya membuat si
empunya ponsel mau tak mau membuka pesan itu.
From : kak Gabriel
Angkat telpon kakak sekarang!
To : kak Gabriel
Iya!
Beberapa
saat kemudian ponsel itu kembali berbunyi dan menampakkan kalimat “kak Gabriel
Calling” dengan malasnya Shilla
mengangkat panggilan itu
“hallo!” ucap Shilla malas
“cepat kamu ke rumah sakit sekarang!” ucap Gabriel di sebrang
sana
“emang kenapa sih kak?”
“Sivia mau peluk kamu!”
“aduh kak!kenapa harus sekarang sih kak?!kan bisa besok2!lagian
cuman minta peluk aja!”
“Sivia sekarang skarat dan waktunya tidak lama lagi!!!”
Shilla terdiam mendengar ucapan Gabriel barusan.
“kakak mohon sama kamu tolong kesini dan peluk Sivia!”
Terdengar suara tangis dari sebrang sana
“iya2 aku kesana!"
Tanpa menunggu jawaban dari sang kakak,Shilla langsung memutuskan sambungan itu lalu ia mengambil tasnya dan pergi dari tempat itu.
Tanpa menunggu jawaban dari sang kakak,Shilla langsung memutuskan sambungan itu lalu ia mengambil tasnya dan pergi dari tempat itu.
@hospital
Gabriel
duduk dengan gelisah di ruang tunggu bukan hanya gelisah karena Ify tidak
keluar dariruangan IGD tapi juga karena Shilla tak kunjung datang.bebrapa saat
kemudian Ify keluar dari ruangan IGD dengan ekspesi wajah yang tidak diinginkan
Gabriel
“gimana?” ucap Gabriel
Ify menghembuskan nafasnya lalu menggeleng pelan.Gabriel yang seakan mengerti maksud Ify seketika terduduk di lantai dengan tangis yang mulai pecah.lalu ia menjambak rambutnya sendiri.Ify berjongkok dihadapan Gabriel lalu mengelus pelan pundak Gabriel.
Ify menghembuskan nafasnya lalu menggeleng pelan.Gabriel yang seakan mengerti maksud Ify seketika terduduk di lantai dengan tangis yang mulai pecah.lalu ia menjambak rambutnya sendiri.Ify berjongkok dihadapan Gabriel lalu mengelus pelan pundak Gabriel.
“maafkan aku Gabriel?” ucap Ify ikut menangis
Lalu Ify berdiri dan meninggalkan Gabriel sendirian.
Sosok perempuan
yang sedari tadi ditunggu kehadirannya muncul dari ujung lorong.Shilla terdiam menatap
Gabriel terduduk sambil menangis.ia teringat bahwa Sivia sedang skarat.Shilla
melihat Gabriel sebentar lalu masuk keruangan yang ada didepannya.di dalam
tampak 2 orang perawat sedang menutupi sosok perempuan dengan kain putih
.perlahan-lahan Shilla membuka kain putih itu.terlihat sosok perempuan yang
paling dia kenal terbaring kaku tak bernyawa dengan warna putih pucat yang
menghiasi wajah cantiknya seketika Shilla berlutut dan air matanya pun
jatuh.Shilla langsung memeluk sang adik dalam tangis.
“kakak udah peluk Sivia!Sivia bangun donk!” ujar Shilla
“Sivia marah dengan kak Shilla?!maafkan kak
Shilla,Sivia!Sivia ampuni kakak!” sesal Shilla
Permintaan
Sivia sudah terpenuhi oleh Shilla walaupun ketika Sivia sudah tidak bernyawa
lagi.kini hanya rasa sesal yang dirasakan Shilla tapi sebesar apapun rasa
penyesalan itu tidak bisa mengembalikan Sivia yang sekarang telah tidur dalam
diam dan dipeluk oleh kedamaian untuk selama-lamanya.
_selesai_
gimana jelek banget yak?!
pasti jelek banget tuh! :D
dan untuk sekian kalinya saya mohon maaf kalo cerpennya membosankan! :D
ya udah saya cuman ingin mengucapkan "thank you for reading my story :)"