saya datang lagi membawa lagi2 cerpen! :D yang menurut saya lumayan lah gak tau kalo orang lain ya! :D
oke tanpa banyak basa basi dan banyak bacot langsung aja ya!
semoga suka! :)
Hospital
Berbagai aktifitas telihat jelas
disalah satu rumah sakit terbesar di Bengkulu.tidak ada satu orangpun tidak
beraktifitas disana semua melalukan aktifitas mereka masing2.bau obat2 langsung
menyapa ketika masuk ke rumah sakit itu.lantai2 itu menampakan berbagai macam
jejak kaki.
Disalah satu kamar perawatan di
rumah sakit itu tampak sosok laki2 berbaju pasien dan dengan selang infus
ditangan sedang duduk diam diatas kasur perawatannya.memandangi sekitarnya
dengan bosan.tak ada satu orangpun yang ada dikamar itu kecuali dirinya
sendiri.”Tn.Mario Haling”itulah tulisan yang terdapat dipapan identitas
pasien.Rio merasa sangat bosan berada dikamar ini.ia ingin pulang tapi belum
diperbolehkan.sedangkan dikamar ini tidak ada satu orangpun yang bisa diajak
mengobrol.kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka masing2.teman2nya
sedang berada disekolah.Rio terdiam sejenak memikirkan sesuatu apa yang bisa membuat dia tidak bosan.sedetik
kemudian senyum tercetak diwajahnya.Rio bangkit dari posisi duduknya lalu turun
dari kasurnya perlahan ia mendorong tiang infus lalu keluar dari kamar
perawatanya.ketika sampai di luar kamar Rio mengeluarkan kepalanya terlebih
dahulu,memastikan bahwa tidak ada suster ataupun dokter yang memergokinnya keluar
kamar dan memaksanya untuk tetap berada di kamar yang membosankan itu.setelah
memastikan tidak ada suster ataupun dokter Rio mendurung pelan tiang infusnya
dan pergi ke taman rumah sakit.
Seorang perempuan duduk sendirian
di depan sebuah ruangan di rumah sakit.ia mulai kelihatan merasa bosan.beberapa
saat kemudian perempuan itu berdiri lalu pergi dari tempat itu.
Hospital garden
Rio
duduk merenung di salah satu kursi taman sambil memandangi seorang pasien yang sedang
bercengkrama dengan orang taunya.Rio terus
memandangi pasien itu dengan tatapan sedih.
“coba aja gw bisa kayak anak itu ya?!” ucap
Rio
“minimal papa atau gak mama!” ucap Rio
kembali
“ini nggak!malah sibuk sama kerjaannya!anak
sendiri yang sakit gak ditemenin!” ucap Rio kesal
Seorang peremuan menghampiri Rio
“boleh aku duduk di sini?” ucap perempuan
itu
Rio melihat perempuan itu sekilas lalu
mengangguk.perempuan itu pun duduk
“kayaknya kamu lagi bad mood ya?” ucap
perempuan itu kembali
Rio hanya diam
“kalo aku lagi bad mood biasanya aku makan
ice cream!”
“.........”
“mau ice cream gak?kebetulan aku masih punya
ice cream!belum dimakan kok masih utuh!”
Lalu perempuan itu memberikan ice creamnya
kepada Rio.Rio melihat ice cream itu.
“buat aku?” ucap Rio menunjukan ke arah
dirinya
“iya!lagian juga aku udah makan kok!jadi
ambil aja!” ujar perempuan itu tersenyum
Perlahan Rio mengambil ice cream itu lalu tersenyum kearah perempuan
itu
“makasih!”
“Sama2!semoga aja mood kamu balik lagi ya?”
Rio pun memakan ice cream itu
“Rin!” panggil seseorang
Rio dan perempuan itu menoleh
“ayo,dokter Alvin sudah
menunggu!pemeriksaanya mau dimulai!” ujara seorang laki2 dewasa
“iya pa bentar!” saut perempuan itu kepada orang yang
ternyata sang ayah
“aku pergi dulu ya?ice creamnya abisin biar gak bad mood
lagi oke!” ucap perempuan itu pada Rio
Rio hanya mengangguk.perempuan itu pergi menuju sang
ayah.dirangkulnya perempuan itu oleh sang ayah.ketika berjalan perempuan itu
melihat kearah Rio dan tersenyum.Rio membalasnya.
**************************************************************
Beberapa hari kemudian
Rio
hari ini sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.seperti biasa dikamar
perawatannya cuman ada Rio seorang.papanya sibuk mengurus administrasi
sedangkan mamanya menunggu di rumah.Rio
sudah berganti pakaian sekarang yang semula baju rumah sakit kini berganti dangan
bajunya sendiri.barang2nya pun sudah tertata rapi diatas sofa dan siap untuk
segera dibawa pulang.tak ada lagi selang infus yang tertancap dipunggung
tangannya.rasa bosan itu hinggap kembali membuat tubuh itu bergerak kesana
kemari.tak ada yang bisa dilakukan Rio selain mondar-mandir tak jelas dan
menatap sekelilingnya saja.akhirnya Rio memutuskan untuk keluar dan pergi
ketaman rumah sakit.
Hospital garden
Rio
duduk diam di salah satu kursi.ia memandangi sekelilingnya.entah mengapa ia tak
bosan berada di tempat ini meskipun sendirian.sesekali senyum tercetak ketika
melihat beberapa anak kecil sedang bermain di taman ini.
“bad mood lagi?” ucap seseorang
Rio menoleh kesumber suara.tampak perempuan yang beberapa hari lalu memberikan ice cream kepada Rio
tersenyum kearahnya.
“eh kamu!” ucap Rio tersenyum
“hy!” ucap perempuan itu duduk disamping Rio
“hy juga!nggak kok!”
“terus ngapain disini sendirian?mau aku kasih ice cream
lagi?”
“emang kamu ada ice cream?”
“nggak!hehehe :D”
Rio tertawa kecil
“aku cuman mau nikmati hari terakhirku di taman ini!”
“kamu mau pulang ya?”
“iya!dokter udah ngizinin aku pulang!kamu kapan pulangnya?”
“nggak tau kapan!mungkin masih lama!”
Rio dan peremuan itu pun diam
“eh dari pertama kali kita ketemu kita belum kenalan loh!”
“oh iya ya!aduh sampe
lupa!”
“Rio!”
“aku Ririn!”
“wah nama kita sama ya!RI,apa kita jodoh ya? :D*amin amin
amin!!!! :D*”
“hahahaha :D!apaan sih?!*padahal aminin tuh! :D*”
mereka berdua pun larut dalam
obrolan seru.sesekali obrolan mereka diselingi dengan tawa.sepertinya Rio mulai
cocok dengan perempuan ini.ditengah obrolan seru mereka tiba2 ponsel Rio
berbunyi dan terlihat dilayar ponselnya terdapat tulisan “papa” dengan malasnya
Rio mengangkat panggilan itu
“hallo!” ucap Rio
“kamu dimana?” ucap sang ayah disebrang sana
“di taman rumah sakit!”
“Ngapain disana?cepat kembali kekamar!kita mau pulang nih!”
“iya!aku kesana!”
Tanpa menunggu jawaban sang ayah Rio langsung memutuskan
panggilan itu!
“Siapa?” ucap Ririn
“papaku!dia nyuruh aku balik kekamar katanya mau pulang!”
ucap Rio berdiri
“owh gitu!”
“ya udah aku pergi ya!”
“iya ati2 ya!”
“oke!”
Ketika ingin melangkah Rio teringat sesuatu yang membuat
langkanya terhenti.
“oya boleh minta nomor hpmu gak?!
“buat apa?”
“buat ngantri beras :D!ya buat kontak lah!”
“owh hehehe :D! Sini hpmu!”
Rio memberikan ponsenya lalu Ririn menekan beberapa
nomor.setelah selesai ia berikan ponsel itu kepada pemiliknya
“sip!nanti aku telpon ya?!”
Ririn hanya mengangguk
“oya!semoga cepat sembuh dan cepat pulang ya!”
Ririn hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Rio barusan
***********************************************************
Sejak
saat itu Rio dan Ririn menjadi dekat.Rio sering mengunjungi Ririn di rumah
sakit.sebenarnya Rio heran kenapa Ririn selalu masuk rumah sakit dan apa
penyakit yang di deritanya hingga selalu masuk rumah sakit.suatu saat Rio
pernah mencoba bertanya pada Ririn penyakit apa yang dideritanya Ririn menjawab
sembari tersenyum”suatu saat nanti kamu pasti tau!”setelah itu Rio diam dan
tidak pernah bertanya pertanyaan yang sama lagi.
********************************************************
Room Dr.Alvin
Tampak
2 orang laki2 sedang duduk berhadapan.yang satu memakai jas berwarna hitam dan
yang satu memakain jas berwarna putih.Gabriel dan Alvin membicarakan sesuatu
yang bisa ditebak dari raut wajah mereka.raut keseriusan.
“bagaimana?” ucap Gabriel tak sabar
Alvin menghembuskan nafasnya berat.lalu menggelengkan
kepalanya pelan.
“tubuhnya sudah terlalu lemah untuk menghadapi kanker itu!”
ujar Alvin
Gabriel tertunduk.tak rasa air mata itupun jatuh.
“maaf Yel aku tidak bisa membantu banyak!kanker itu semakin
kuat sedangkan tubuhnya semakin lemah!”
“tak apa!dari dulu aku sudah diberitahukan hal ini
kan!ketika kanker itu semakin kuat sedangkan tubuh anakku semakin lemah aku
harus ikhlas dengan semua yang akan terjadi walau hatiku tak pernah rela!”
“kamu harus kuat Yel!didepan anakmu kamu tidak boleh
sedih!anakmu butuh kekuatan dari ayahnya!”
Air mata Gabriel terus meluncur bebas dari kelopak matanya.
“aku yakin semua ini adalah yang terbaik dari Tuhan untuk
anakmu!”
“iya!terima kasih Vin kamu sudah berusaha keras untuk
mengobati anakku!”
“iya sama2!aku sudah menganggap anakmu sebagai anakku
sendiri!”
Gabriel menghapus air matanya lalu berpamitan kepada Alvin dan pergi dari ruangan Alvin.Alvin menatap punggung kokoh itu dengan tatapan sedih sampai akhirnya punggung kokoh itu pun menghilang di balik pintu.
Gabriel menghapus air matanya lalu berpamitan kepada Alvin dan pergi dari ruangan Alvin.Alvin menatap punggung kokoh itu dengan tatapan sedih sampai akhirnya punggung kokoh itu pun menghilang di balik pintu.
**********************************************************
Rio’s home
Rio
duduk dibalkon rumahnya sambil menikmati
sekotak ice cream.ia sedang kesal dengan sang ayah karena ayahnya sudah
berjanji hari ini akan mengantarkannya membeli gitar baru tapi sekali lagi
karena kesibukannya janji itu akhirnya dibatalkan.ketika sedang asik menikmati
ice creamnya ponsel Rio yang ada diatas meja berbunyi Rio pun langsung
mengambil ponselnya lalu melihat nama yang ada dilayar terdapat nama”mrs.ice
cream_Ririn”Rio meletakan ice creamnya lalu mengangkat panggilan itu
“hallo!ada apa Rin?” ucap Rio
“kamu bisa bawain ice cream untuk aku?” ucap Ririn
“oh bisa kok!kamu masih di rumah sakit kan?”
“iya aku masih ada di rumah sakit!”
“oke!20 menitan lagi aku sampai ya?’
“iya makasih ya Ri :)!”
“oke ;) bye!
“bye!”
Setelah
panggilan itu putus Rio langung mengambil kunci mobilnya lalu pergi tidak lupa
Rio berhenti di sebuah mini market untuk membeli 2 kotak kecil ice cream.ketika
sampai di rumah sakit,Rio langsung bergegas ke kamar perawatan Ririn.
“Ririn ini aku ud.....!” ucap Rio terhenti ketika melihat
tak ada siapapun disana
“loh Ririn kemana?”
“Ririn?!”
Tak ada jawaban
“gw telpon aja kali ya?!”
Lalu Rio mengeluarkam ponselnya dari saku celananya.ia
menekan tombol 2 untuk mengubungkannya ke orang yang dituju.
“kamu di mana?aku cari di kamar kamu gak ada?”
“aku di taman!ditempat duduk pertama kali kita ketemu!”
“oke!aku kesana jangan kemana-mana ya!”
Rio langsung keluar dari kamar
perawatan itu lalu pergi ke taman rumah sakit.sesampainya di taman Rio langsung
melihat ke arah salah satu tempat duduk di taman itu.tampak seorang perempuan
berbaju rumah sakit sedang duduk membelakangi Rio.Rio langsung menghampiri
tempat duduk itu.
“Ririn?!” panggil Rio duduk di samping Ririn
Ririn pun menoleh ke arah Rio.tampak raut wajahnya
pucat.Ririn tersenyum.
“kok muka kamu pucat sih Rin?!kamu masih sakit?!” ucap Rio
sedikit panik
“aku gak papa kok!” ucap Ririn tersenyum
“beneran?”
“iya Rio!aku nggak papa!”
“ya udah deh!nih ice creamnya!”
Rio memberikan satu kotak kecil ice cream pada Ririn dan
satunya lagi untuk dirinya sendiri.
“makasih! :)”
“iya sama2! :)”
Mereka memakan ice cream mereka
masing2.sesekali mereka bercengkrama sambil tertawa.sesaat kemudian Ririn
merasakan tubuhnya semakin lemas.ia lantas menjatuhkan kepalanya ke pundak
Rio.Rio yang merasakan berat dipundaknya langsung melihat kepundaknya.
“kamu kenapa Rin?” ucap Rio
“nggak papa!aku boleh pinjam pundak kamu kan?” ucap Ririn
dengan suara yang semakin mengecil
“ya boleh lah!” ucap Rio tersenyum
Cukup
lama Rio biarkan pundaknya dipinjam Ririn dan tak ada satu katapun yang keluar
dari mulut mereka.Rio masih sibuk memakan ice creamnya sedangkan
Ririn........tanpa Rio sadari nafas Ririn mulai tak teratur,dadanya sesak.kepalanya
pusing,dan darah segar keluar dari hidungnya.perlahan mata itu tertutup seiring
dengan jatuhnya kotak ice cream yang ada ditangannya.Rio yang melihat kotak ice
cream itu tiba2 jatuh heran.
“loh,kok ice creamnya di jatuhin sih?”
“......”
“Rin?!Ririn?!”
“......”
Rio yang merasa panggilannya tak
dijawab segera mengangkat pelan kepala Ririn dari pundaknya.betapa kagetnya Rio
ketika melihat darah segar keluar dari hidung Ririn.
“ya Tuhan Ririn!” ujap Rio memukul pelan pipi Riri
Berulangkali Rio lakukan hal yang sama tapi hasilnya nihil.Rio langsung mengangkat tubuh itu masuk ke dalam rumah sakit.
Berulangkali Rio lakukan hal yang sama tapi hasilnya nihil.Rio langsung mengangkat tubuh itu masuk ke dalam rumah sakit.
*************************************************************
Pemakaman umum
Semua
orang sudah berlalu dari tempat itu hanya ada 2 orang laki2 yang berpakaian
serba hitam di sana.Gabriel menghampiri Rio yang berdiri mematung di samping
gundukan tanah yang masih basah.
“kamu yang bernama Rio?” “ucap Gabriel yang sudah berada di
samping Rio
Rio melihat ke arah Gabriel sebentar lalu menggangguk.
“saya Gabriel papanya Ririn*cielah! :D*”
“Ririn banyak cerita tentang kamu!dia bilang kamu teman baru
tapi seperti teman lama untuk dia!”
“dia bilang kamu juga suka ice cream sama seperti dia!”
Gabriel menarik nafas sebelum memulai kata2nya kembali
“dia selama ini mengidap penyakit kanker darah sejak dia
kahir!”
Rio langsung menoleh kearah Gabriel .ia begitu terkejut
mendengar kalimat Gabriel barusan.
“setiap hari dia harus selalu minum obat yang saya tau pasti
menyakitkan untuk dia!”
“setiap minggu tubuhnya selalu menahan rasa sakit ketika
obat2 kemo itu masuk ke dalam tubuhnya!”
“ditambah lagi dengan fonis dokter tentang hidupnya!”
Mereka terdiam tak ada satu
katapun keluar dari mulut mereka.Gabriel menghapus air matanya yang jatuh
sedangkan Rio masih setia dengan sikap diam dan mematungnya.
“kenapa dia gak pernah kasih tau saya om?” ucap Rio yang
mulai bersuara.
Gabriel tersenyum tipis sambil melihat gundukan tanah itu.
“alasannya sederhana!kasihan!” ucap Gabriel terus menatap
gundukan tanah itu
“dia tidak mau orang lain berteman dengan dia cuman karena
kasihan dia sakit!dia mau orang lain berteman dengan dia karena atas dasar
pertemanan bukan yang lain!dan dia juga tidak mau melihat kamu sedih dengan
penyakitnya!”
“saya bukan teman yang baik untuk dia om!saya teman yang
jahat!”
“kamu salah!kamu adalah teman terbaik dia!saya tau kamu
adalah sumber semangat dia!setiap dia cerita tentang kamu wajahnya selalu
menampakan kebahagiaan dan antusiasnya sangat luar biasa!setiap kali dia tidak
mau minum obat ketika saya bilang nama Rio akhirnya dia mau!apakah itu teman
yang jahat?”
Sekali lagi Rio hanya diam
“tanpa kamu sadari kamu sudah memberikan kebahagiaan yang
luar biasa untuk dia!”
“terima kasih kamu telah menjadi teman terbaik untuk
Ririn.terima kasih kamu telah menjadi penyemangat dia.dan terima kasih kamu
telah menjadi orang terpenting yang ada di saat2 terakhir dia!”
Gabriel menepuk pelan pundak Rio lalu meninggalkan Rio yang
masih tetap dengan posisi mematung.
Sesaat
kemudian Rio bersimpu dihadapan gundukan tanah itu.air mata itu pun akhirnya
tak tahan lagi untuk segera keluar.dengan kepala tertunduk air mata yang sedari
tadi coba ditahan Rio akhirnya jatuh tepat diatas gundukan tanah itu.bersamaan
dengan itu hujan turun seakan mengerti
perasaan Rio dan ikut menangis bersama Rio.
“maaf!” ujar Rio terpejam dan air mata itu terus mengalir
Beberapa saat kemudian
bumi telah berhenti menumpahkan air matanya.Rio masih terdiam disamping gundukan tanah itu dengan baju yang basah.kini air matanya sudah berhenti.Rio memegang nisan yang di depannya sambil menatapnya.
bumi telah berhenti menumpahkan air matanya.Rio masih terdiam disamping gundukan tanah itu dengan baju yang basah.kini air matanya sudah berhenti.Rio memegang nisan yang di depannya sambil menatapnya.
“aku janji aku akan ke sini untuk kamu!kamu nggak akan aku
lupain sampai kapan pun!” ucap Rio lalu berdiri dan melangkah pergi dari sana
_END_
alhamdulillah selesai juga! :D
thank you for reading my story :)
and see you next time! :)
bye muahhhhhhhh! :*
alhamdulillah selesai juga! :D
thank you for reading my story :)
and see you next time! :)
bye muahhhhhhhh! :*